keretakan .

Author: Vena Vega /

Malam ini, aku tak tahu keadaan diluar. Gorden warna pink pudar itu menutupi jendela satu-satunya di kamarku. Bintang-bintang tak mengetuk jendelaku, bulan tak meniupku, dan hujan tak mengelus kepalaku. Aku fikir, malam ini tenang. Namun aku salah. Karena esok, akan berbeda.

Dia. Menyatakan marah padaku saat aku harus bersedih. Membebaniku rasa peganggu. Salah paham saat aku menguntai kata untuk perpisahan. Mengataiku saat niatku adalah untuk memujinya. Dia tak tahu, dan tak mau mengerti. Aku berdo'a agar ia masih terjaga, memikirkanku. Agar ia bisa dengar suara angin yang menyampaikan pesanku. Bahwa dia salah memahami sesuatu. Tapi aku pun salah. Salah dalam menyampaikan maksud. Kini, yang mampu diandalkan hanyalah perasaan. Perasaan sayang yang akan mendorongnya untuk buat aku mengerti dan memaksa dirinya sendiri untuk menyadari. Atau perasaan benci yang akan melukai dirinya dan diriku. Bisakah kita berkomunikasi lebih layak? Lebih dewasa? Lebih bermakna? Aku punya komitmen yang tak mampu kau ubah secara paksa dengan amarah yang jadi ancaman. Kau harus mau mengerti aku kalau kau mau tahu bagaimana cara merengkuhku. Hei, kita masih punya kesempatan. Jangan kurung dirimu, bicaralah. Karena gagal menjemputku saat menghubungimu.

2 comments:

mencari jawab said...

siapa yang tidak berbicara? ataukah aku salah mengerti kalo bicara harus dengan kata?

mencari jawab said...

bukan siapasiapa ko. cuma kebetulan baca aja. minta ijin buat link yah, thx

Post a Comment