[ genre blog ]

Author: Vena Vega /

Hey.

Akhirnya, saya posting sesuatu yang baru
lagi di blog saya ini. Yah, walau internet dapat di akses setiap hari, saya kurang rajin mempost sesuatu yang baru di sini. Hahaha.blogger-emoticon.blogspot.com

Tulisan ini saya buat pagi hari pukul enam. Tidak tidur setelah sahur (Tumbeen.. hha). Hmm, teringat perkataan kaka sepupu saya beberapa hari kemarin, tentang kejelasan "genre" blog ini. Dia bilang, "Din, blog kamu tuh isinya tentang puisi-puisi gitu ya?" Apabolehbuat? Memang begitu kenyataanya, toh? Saya jadi ingin mengklarifikasi sesuatu yang sebetulnya belum pernah saya tetapkan.

Memang sih, dulu ketika membuat blog ini, niatan saya hanya untuk meng"share" puisi-puisi saya. Tapi, dewasa ini, saya jadi harus berpikir 2 kali untuk mempost puisi puisi saya. Kenapa? Teman saya, sesama blogger, yang juga sama sama pecinta puisi, memiliki blog yang Ia khususkan untuk mempost puisi-puisinya. Setiap ada puisi baru yang dia buat, dia share di blog nya itu. Hingga suatu hari, tiba-tiba seoonggok barisan puisi miliknya nempel di blog milik orang lain tanpa ada nama pembuatnya. Hal itu tentu membuatnya geram. Ia jadi frustasi sendiri. Sejak saat itu, ia menghapus semua puisi miliknya yang sudah terlanjur ia post di blog nya.

Kejadian itu tentu sangat tanpa arti jika yang mendengarnya tidak mampu mengambil maknanya. Termasuk saya. Sangat bodoh jika saya membiarkan berita itu begitu saja. Dengan cuek dan sok percaya diri, saya masih mem post puisi-puisi saya seenaknya? tentu tidak.

Yah, memang ada benarnya, jika puisi-puisi yang dibajak itu jadi "milik" orang lain akan membuat kita jadi termotivasi untuk membuat yang baru dan berusaha untuk lebih baik lagi. Sayangnya, saya adalah seseorang yang mengatasnamakan perasaan, mood, dan bahasa hati untuk menjadi alasan sya menulis puisi, Sehingga tidak begitu saja saya mampu merangkai huruf untuk menjadi sebuah puisi. Bagi saya, puisi pun punya harga diri. Tidak bisa begitu saja diciptakan, dan begitu saja dimusnahkan.

Apalagi, kemampuan bermanuver dengan diksi saya payah. Menjadikan puisi buatan saya jadi sedikit langka, karena tidak mampu menemukan diksi yang tepat, sehingga cukup jarang melahirkan puisi. Walau banyak manusia berbicara "Puisi itu hanya butuh nyawa, walau kedinginan tanpa baju sekalipun (telanjang)". Tapi saya tetap berfikir, bahwa puisi itu butuh kualitas bahasa yang cukup untuk memberi arti dari setiap nafas yang ia sampaikan.

Yahh, memusingkan, bukan? rumit? gajelas? tipee saya bangettt. haha.
Hmmm..


ada ide ngga?
blog ini mendingan saya ganti jadi blog "curhat" atau tetap jadi blog "puisi" ?
ditunggu j
awabannya. Thanks sudah membaca :)


ditempat,
yang sedang dalam keadaan bingung akut:
vena vega.

4 comments:

The Article said...

klw gu biar aja lah...

sampe ancur hati... ,coz tujuan gu bikin puisi cuma buat berguna aja buat org lain... haha

beda rasa beda selera bernaung dibawah dua atap kelompok yang support,saling menyangga,dan sama,"Manusia dan Agama"

Vena Vega said...

@fauzan: iya sih tergantung niat juga zan..

hmm? maksudnya apaan tuh zan?

orcalion said...

Hai Vena Vega,

Salam kenal :-) .. aku sampai di sini lewat rantai blog yang panjang.. ;-)

Blog Vena bagus.. puisinya juga bagus-bagus..

Sudah terfikir untuk 'melempar' puisi-puisi ke pasaran belum? bisa dibuat jadi e-book atau buku 'beneran', walaupun harus ada 'kerjasama' dengan orang dewasa (orang tua) untuk menerima bayaran lewat bank atau paypal (kalau e-book).

Sukses terus ya!

Ami said...

Hai Vena ... (begitukah nama panggilanmu?..)

Saya teman tantemu yang posting salah satu puisimu di blog-nya..penasaran dong ike, siapa si orang muda bertalenta ini...hmmm blog-mu ternyata keren abiz,..sukaaa! bahasamu seperti bukan bahasa anak seumurmu..kaya!

dan bagi saya ikuti saja kata hati..blogmu mau diisi puisi atau curhat..whatever...just up to u..

terus berkarya ya anak muda...!

Post a Comment